Selasa, 26 Juni 2018

Begini Bangunan Unik Bergaya Arab di Masjid Menara Semarang

Bentuk arsitekturnya juga multietnis, bila dipandang dari tembok depan serupa benteng ciri khas Arab yang tinggi berwarna hijau. Serta saat sebelum masuk bangunan paling utama masjid, ada suatu menara besar di sudut kanan depan. Berikut asal-usul nama Masjid Menara.

" Awalannya dahulu kantor pelabuhan, dengan menara ini jadi mercusuar pengawasan kapal dagang yang melintas di Kali Semarang. Mulai sejak akhir era ke-18, menara itu telah tak berperan, " kata Ali Mahsun, pengurus Masjid Menara.

Menurut Ali, kantor pelabuhan beralih karena digenangi banjir rob. Pindahnya kantor ini jadikan menara pandang mercusuar tak digunakan sekali lagi. Lalu, beberapa saudagar Arab yang datang dari Yaman bangun masjid seputar th. 1802. Menara berwarna putih berlapis keramik ini juga digunakan jadi menara azan.

Sekarang ini, atap menara masih tetap tampak asli dengan atap yang terbuat dari kayu seperti bangunan Eropa, walau menara itu telah uzur serta lapuk.

Menilik ke masjid, situasi sejuk segera merasa lantaran atap plafon masjid yang didukung empat kayu penyangga masih tetap asli terbuat dari kayu. Dinding masjid dihiasi ornament ciri khas Timur Tengah yang semi berlubang, yang berperan jadi ventilasi hawa. Sesaat untuk daun pintu serta jendela, lebih mengambil style Jawa yang ciri khas dengan style ornament yang lebih kaku.

Baca Juga: harga pipa rucika 

" Bangunan fisiknya ciri khas Arab, namun untuk atap mempunyai keunikan Melayu serta Jawa dengan atap berundak dari kayu serta sisi atas atap lancip, " kata Ali.

Artikel Terkait: harga atap galvalum 

Dikisahkan Ali, Masjid Menara itu awalannya berlantai dua dengan lantai asli dari kayu jati semuanya. Tetapi lantaran ada banjir rob yang mulai menempa pada 1900-an, jadi lantai masjid pada akhirnya ditinggikan.

" Saat ini, lantai dirubah jadi marmer serta keramik, dan ditinggikan hingga cuma tinggal satu lantai saja, " tuturnya.

Ruangan paling utama salat di masjid itu ditujukan untuk jamaah lelaki. Sedang untuk jamaah wanita, ruangan salat ada dibagian luar samping kanan. " Dahulu ini yang salat memanglah beberapa pelaut serta pedagang yang sebagian besar lelaki, " kata Ali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar