Kamis, 18 Oktober 2018

Mengubah Sampah Anorganik Jadi Batako

Saya pakailah untuk campuran saat memplester lantai gudang, iseng-iseng sebagai pengganti batu koral. Eh ternyata kuat juga, dilalui truk pun lantai tidak pecah," cerita ayah dari Mauliyatut T Arifin (11) dan Hafizatuz Zakiyah Arifin (3,5) ini.

Setelah itu, dirinya berpikir untuk mencoba membuat batako yang di dalamnya dicampur sampah anorganik daur ulang ini. Bahan pembuat batako yakni, pasir, semen, air, dan sejumlah sampah daur ulang tersebut. "Setelah dicampur rata lalu dimasukkan ke dalam cetakan batako.

Kemudian saya keringkan, setelah itu saya uji kekuatannya sangat kuat dan hasilnya sungguh kokoh," ujar mantan karyawan perkebunan sawit ini.

Baca Juga: harga bata ringan hebel 

Dari situlah, ia dan sang ayah Sapari (62) memproduksi batako hingga ratusan biji. Ia menggunakan batako tersebut untuk membangun musala di area pabrik bank sampah.

Artikel Terkait: harga batu bata merah 

"Saya buat batako sekitar 1.000 biji dan saya langsung buat musala menggunakan batako itu. Dan hasilnya sangat kokoh. Bahkan seluruh bangunan musala semuanya menggunakan campuran sampah anorganik daur ulang ini, mulai dari pembuatan slop dan cor menggunakannya sebagai pengganti batu koral. Dan hasilnya bisa dilihat sendiri, sangat kuat dan kokoh."

Ke depan ia berencana mematenkan temuannya ini dan juga akan memproduksi batako dengan skala lebih besar untuk diperjualbelikan.

"Ada rencana untuk mematenkan karya saya ini. Mungkin di Indonesia baru ada di sini. Bahkan saya juga mulai membuat pot bunga juga. Rencana batako ini akan saya beri nama ASA, yang artinya sebagai alternatif pengolahan sampah dan juga berarti harapan. Atau itu juga singkatan nama saya (Akhmad Syamsul Arifin)," katanya sambil tertawa riang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar